Thursday 21 January 2016

Iseng Doodling

Iseng.. Karena di setiap gambar punya cerita.
Ayah muda sedang menggendong anak perempuannya dan menggandeng anak lelakinya. Mau ke masjid. Romantis kan.
Penantian ini ceritanya. Suatu saat nanti bisa gandengan begini. Sama suami.
Kalau yang ini ceritanya tentang patah hati ~
Mimpi dulu aja, ke Berau, Nyelem. Kebayang indahnya.
Shopaholic
Gak tau mau kasih caption apa

Sunday 17 January 2016

Nada Rindu

Di saat kita jauh
Di saat kita tak bersama
Percayalah bahwa aku ada
Detak waktu yang kita tunggu
Membisikkan tangga nada di hatiku
Jika terlintas dalam benakmu tentangku
Nyanyikanlah aku
Sebagaimana aku selalu menyenandungkanmu

Pada setiap irama dan bait doaku

Hutami Putri
Yogyakarta, 4 Maret 2015


Thursday 14 January 2016

Mahar Bertema Pantai untuk Pecinta Pantai


Pembuatan mahar ini berawal dari permintaan oleh duo bijak yang saya ngefans sama mereka. Why? Bagaimana tidak, Mas Helmy, sebut saja guru PAI yang tausiyahnya selalu menentramkan hati siapa saja yang mendengarnya. Simple dan bijak, tapi dalem, Bro! Mbak Mun yang “nggak bisa diem” dan sigap siaga. Haha. Waktu dulu tinggal serumah (ciee serumah) sewaktu kami penelitian di Karimunjawa, Mbak Mun lah yang menjadi ibu rumah tangga bagi kami semua. Hehe. Ada saja yang dikerjakannya. Entah nyapu rumah, nyuci baju, apa aja lah pokoknya rajin banget. Duo yang sangat cocok menurut saya.

“Pengennya tema maharnya Biologi banget ya, Hut” kata Mas Helmy.
Sempat bingung juga mau dibikin apa. Jujur, selama bikin mahar dan frame-frame lain saya selalu tidak pernah terpikir hasil akhirnya akan seperti apa. Tapi saya selalu punya bayangan akan ada apa saja nanti di dalamnya, paling tidak temanya pasti. Tapi kali ini temanya pun luas. Biologi luas, Men. Di kampus saya saja biologi masih dibagi lagi menjadi minat yang berbeda-beda (zoologi, botani, mikrobiologi, ekologi, & genetika). Saya sempat terpikir ada gabungan ekosistem-ekosistem di dalam satu frame tapi akhirnya memutuskan temanya pantai saja. Kan Mbak Mun suka pantai dan senengnya Mas Helmy setuju. Mas Helmy mah terserah aja sama saya, dan saya suka banget sama pemesan yang “terserahan” gini. Itu artinya saya bisa berkreasi lebih bebas. Hihihi.

Barakallah Mas Helmy dan Mbak Munifah, semoga selalu menjadi duo bijak idola saya. Selalu diberi keberkahan dalam menjalani hari hari sekarang dan yang akan datang dan menjadi kekasih sejati tidak hanya di dunia tapi juga di akhirat. Amin amin amin ya rabbal ‘alamin.