Monday 28 January 2013

Oleh-oleh dari Baluran: Introspeksi diri


Games ini seru banget!
Menilai dan dinilai sama temen-temen sekelas, kapan lagi?
Makasih teman-teman.

Kalian lucu-lucu.
Dari beberapa sifat emang bener aku banget. Bawaan lahir.
Beberapa sifat yang lain memberitahuku dimata kalian.
Sisanya, mengagetkan!

Nggak yang gimana-gimana. Nggak sebel. Nggak benci.
Membuka hati untuk perbaikan diri.
Bagus dong ya, bisa buat introspeksi.

Ini keren!

Dari komentar-komentar kalian. Aku pengen komentar balik.
Lewat tulisan ini aja kali yaa.

Kalem -> Padahal aku alay

Suarane ora seru -> Penting banget!

Moody, sensitif, pemalu, gampang nangis -> Bawaan lahir, ini susah dirubah :)

Terlalu nyantai, terlalu lemah lembut, judes, kadang cepet marah, kadang jutek, kadang egois, kadang nyebeli -> Maaf. Berusaha diperbaiki :)

Sok, sok-sokan, sok penting -> Jujur aku kaget baca ini. Maaf ya. Maaf banget.

Sengak -> Makasih.

Pemilih teman -> Tergantung situasi, kondisi, dan tingkat kenyamanan.

Kadang sadis trus kayak gak suka ma aku -> Perasaan kamu aja. Aku suka kok sama kamu :)

Galauan -> Cuma satu orang ini aja yang bilang gini.

Diem -> Lebih baik diem dan bertindak. Daripada kebanyakan ngomong yang nggak ada aksinya.

Haho -> Haho ngatain haho :D ngahahaha.

Orange nyantai tapi datar -> Datar :| iya emang.

Semacam punya dua kepribadian.
Ada yang bilang sabar. Ada yang bilang gak sabaran.
Ada yang bilang peduli, pengertian, perhatian. Ada yang bilang cuek

Yang bilang aku manis mesti khilaf. Gapapa. Udah tak maafin kok.

Penting. Nek aku lagi serius ngomong yang sebenernya kadang pada ga percaya. Ya Tuhan. Salahku apa.

Baik, cantik, I love u. Tapi wis due yang -> Penulisnya termasuk salah satu orang yang ngira aku bercanda kalo pas aku ngomong serius. Aku single.

Maaf buat yang pernah tersakiti yaa. Makasih udah ngasih komentar yang jujur.

Sebenernya kita nggak bisa merubah orang lain. Orang itu sendirilah yang berhak untuk merubah dirinya sendiri. Ke arah yang lebih baik tentunya. Dan yang paling penting dari perubahan itu adalah tetep jadi diri sendiri :)

Mau kita baik, mau kita buruk, orang lain tetep aja komentar ini itu. Jadi, pilih berbuat baik dong ya?

Ini hanya persoalan bagaimana seseorang itu harus belajar untuk menjadi lebih dewasa lagi dan lagi. Karena semua berproses dan yang harus kita lakukan adalah sibuk sibuk memperbaiki diri.

I love you all :)






Tuesday 22 January 2013

Baluran, Kenangan, dan Janji Tuhan


Yogyakarta, 22 Januari 2013 


Sejak datang untuk  pertama kalinya di sini aku sudah berjanji akan datang lagi.
Dan hari ini, aku menepati janjiku padamu.
Atas izin Tuhan.
Melakukan perjalanan untuk dapat kembali menginjakkan kakiku di  bentangan savannamu.
Kali ini bersama teman-teman baru.
Bukankah ini menyenangkan?
Ya! Sampai jumpa kembali Baluran.

Hei Baluran, dengarkan kisahku.
Kamu tahu apa yang aku lakukan di Jogja?
Aku belajar.
Belajar banyak hal tentang kehidupan.
Hidup itu kadang manis kadang pahit.
Sama seperti savanna,
kadang hijau menghidupi,
kadang kebakaran mengerikan.
Tapi menurut ilmu biologi itu adalah keseimbangan ekosistem.
Tidak apa-apa.
Semua akan baik baik saja.

Hei Baluran,
Maukah kamu berbagi cerita tentangmu?
Ceritakan padaku ketakutanmu.
Jangan ada yang tersembunyi.
Atau cerita tentang kerinduanmu kepada hujan.
Atau kepada bisikan angin yang berhembus syahdu.

Hei Baluran,
Seiring berjalannya waktu semuanya pasti berubah.
Mungkin savanna dulu dan sekarang berbeda ya.
Dulu begitu kering dan panas.
Mungkin sekarang beranjak hijau memukau.
Tapi kamu dulu dan sekarang akan tetap mengingatkanku pada keagungan Tuhan.

Hei Baluran,
Ketika waktu itu duri akasia savanna mengenai kakiku.
Aku sudah memaafkan.
Aku tidak apa-apa.
Meskipun sakit, aku tidak membencimu sama sekali.

Ingatkah ketika aku memakan buah asem di hutan evergreen?
Masam!
Tapi aku suka dan itu menyenangkan.
Aku sampai membawa beberapa karena ketagihan.

Kemudian perjalanan panjang menuju pantai Bama.
Aku diganggu Macaca nakal!

Tentang kenangan di bawah sinar rembulan, berjoget ria dengan kawan kawan.
Sejujurnya aku malu.

Lalu ketika aku berdiri di bekas kubangan kerbau diantara ratusan kupu kupu
Kamu tau rasanya diliputi keindahan?
Itu manis

Hei Baluran,
aku bahkan tidak mampu berharap lebih dari ini.
Kamu so sweet.

Hei Baluran,
Walaupun aku memimpikan Takabonerate, Pulau Derawan, dan Losari.
Sampai kapanpun kamu dan kenangan manis kita akan tetap selalu ada di hati.
Bersama Karimunjawa dan Merapi.

Hei Baluran,
kamu jangan menghitung kedatanganku yang mendadak dan hanya sebentar.
Kamu begitu berharga karena mengajariku banyak hal.
Tentang keindahan,
tentang keseimbangan,
tentang kedewasaan
tentang kehati-hatian,
dan tentang keikhlasan.

Dan kalau pada akhirnya kita harus berpisah.
Tak apa.
Perpisahan adalah awal dari kehidupan yang baru.
Karena tidak ada perpisahan tanpa ada pertemuan.

Bukan bukan.
Ini bukan tentang kesalahan.
Bukan salahmu.
Bukan juga aku.
Mengapa kita dipertemukan?
Itu adalah skenario Tuhan.

Oh ya Baluran, tolong sampaikan salamku pada Kacip.
Kapan kapan aku ke sana.
Tapi ini bukan janji.
Karena aku belum bisa menjamin kepastiannya.

Aku yang di Jogja.
Dengan atau tanpa kamu, akan menjalin hari esok dalam semangat baru.
Kalau kamu ingin cerita, percayakan saja pada angin.
Aku akan mendengarnya.

Hei Baluran,
jangan khawatir.
Kalau Allah berkehendak, kita pasti akan dipertemukan lagi.
Kamu percaya janji Allah kan?
Gantungkan harapanmu pada Allah.
Bukan padaku.
Karena Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Dan seindah-indah berharap adalah kepada Allah.

Hei Baluran,
Ini adalah pagi yang indah yang butuh banyak kekuatan untuk berdiri.
Bahagia bisa mengenalmu.
Terima kasih telah mengizinkanku menjelajahi sisi indahmu dengan caraku.

Lagi.

Friday 18 January 2013

Efek Pahit Ini Hanya Akan Terasa Delapan Hari Kedepan


Hai hati, apa kabarmu?
Aku harap kamu baik baik saja dan akan selalu begitu.
Maaf ya kamu harus berkorban.
Kamu nggak mau aku kena malaria kan?
Kalau aku sakit kamu sakit, kita akan saling menyakiti.
Tapi kalau aku minum obat ini, kita nggak perlu saling menyakiti lagi.
Terima kasih pengertiannya.

Efek pahit ini hanya akan terasa delapan hari kedepan terhitung mulai dari hari ini.
Aku tahu obat itu racun.
Tapi aku mau meminumnya.
Aku sadar konsekuensinya.
Ya pahit.
Apalagi obat yang satu ini.

Studi ekskursi ke Baluran hanya tinggal menghitung hari. Daerah endemik malaria kabarnya.
Obat antimalaria ini dianjurkan untuk diminum sebagai langkah pencegahan.
Ribet sih, pahit sekali.
Tapi lama-lama juga terbiasa.

Oh ya Baluran.
Aku punya cerita untukmu.
Nanti kusampaikan padamu.
Jadi, tunggu kedatanganku.