Alkisah di suatu tepi waduk yang kadang baunya aduhai karena
pakan ikan keramba, di dekat ladang warga yang ditanami ketela, di tempat itu, didekat
pohon akasia, kami mendirikan tenda. Datang jauh-jauh 3 jam dari Jogja dengan
niatan camping sekalian sampling.Camping dan sampling ala-ala. Entah campingnya
yang ala ala, ataukah samplingnya. Eh.
Mana yang utama apakah sampling atau camping pasti tiap-tiap
kami memiliki jawaban yang berbeda. Buat Manda pastilah lebih utama camping,
karena ini kali pertamanya. Tapi buat Bonna, pastilah sampling lebih utama
karena menyangkut masa depannya. Buat saya, tidak penting mana yang lebih penting.
Yang jelas, buat saya, menikmati keduanya jauh lebih penting, sampling dan camping.
Menikmati keduanya lebih dari sekedar upload photo ke social media.
Karena pada hakikatnya kita harus merayakan apa saja.
Merayakan bau keramba, merayakan terbatasnya air, merayakan kamar mandi yang
nggak ditutup pintunya, merayakan tenda orange, merayakan
senja, merayakan sup masako, merayakan sambal dabu dabu, merayakan udara malam
hari yang nggak dingin, merayakan bintang bintang di malam hari, merayakan
batuk, merayakan langit biru, merayakan matahari terbit, merayakan tugas akhir yang belum kelar-kelar dan pastinya merayakan jodoh yang belum
kunjung datang :(
Dari pinggir waduk Gajah Mungkur yang syahdu, Wonogiri, 12-13
Maret 2016
No comments:
Post a Comment